Ini adalah panduan lengkap digital personal branding. Yaitu bagaimana membangun personal branding di era digital.
Buat kamu yang saat ini lagi berjuang untuk membangun personal branding baik untuk kesuksesan karir, mendapatkan pekerjaan, membangun bisnis, menjadi content creator dan influencer, maka artikel ini wajib banget kamu baca.
Di sini, kita akan belajar tentang:
- Apa itu digital personal branding
- Pentingnya personal branding di era digital
- 7 Langkah membangun personal branding di era digital
Semua strategi yang saya gunakan dalam membangun personal branding, sehingga bisa membangun bisnis, meningkatkan followers, menjadi expert hingga diundang menjadi pembicara di berbagai perusahaan, semuanya saya bongkar di artikel ini.
So, buat kamu yang ingin belajar cara membangun personal branding yang benar, yuk langsung aja simak sampai habis ya!
Apa itu digital Personal Branding
Menurut Digital Branding Institute.com, Digital personal branding adalah upaya membangun identitas, visibilitas dan kredibilitas seseorang secara online sehingga bisa menjalin hubungan dengan audience secara lebih dekat.
Personal branding sendiri adalah cara kita memperkenalkan diri kepada masyarakat. Ini meliputi bagaimana kita berpenampilan, bertindak, berbicara dan sebagainya. Semua itu akan membentuk identitas kita di benak orang lain.
Nah di era digital ini, personal branding tentu gak bisa lepas dengan dunia digital.
Sebab hampir semua aspek kehidupan kita saat ini sudah dilakukan secara online. Mulai dari belajar, berbisnis, meeting, bersosialisasi, sampai memesan hotel dan makanan.
Singkatnya, digital personal branding itu, adalah bagaimana mempromosikan diri dan keahlian kita secara online melalui berbagai platform digital. Seperti website, aplikasi, social media dan lain sebagainya.
Sesimple itu.
Namun meski begitu, membangun personal branding melalui platform digital ini memiliki karakteristik tersendiri.
Kita perlu memahami bagaimana cara kerja platform digital itu dengan benar. Algoritmanya, sampai karakter penggunanya. Belum lagi bicara etika komunikasi online yang juga perlu dijaga.
Semua itu tentu menjadi tantangan tersendiri dari digital personal branding.
Tapi kalo dilakukan dengan benar, digital personal branding akan memberikan banyak keuntungan dan kemudahan dalam mengkomunikasikan personal branding kita.
Pentingnya membangun personal branding di era digital
Mungkin banyak yang nanya, kenapa sih kita perlu bangun personal branding di era digital?
Jawabannya adalah…
Karena dunia digital begitu massive mempengaruhi seluruh hidup kita. Sebagaimana yang kita bahas sebelumnya, bahwa hampir semua aspek kehidupan kita sudah berpindah di dunia digital.
Pengguna internet juga terus meningkat. Menurut data dari Statista, jumlah pengguna internet saat ini sudah mencapai 4,6 milliar orang (hampir 60% dari total populasi penduduk dunia). Sementara di Indonesia sendiri jumlah pengguna internet mencapai 212 juta orang. Dan ini membuat indonesia menduduki jumlah pengguna internet no 3 terbanyak di Asia.
Artinya apa?
Peluang untuk membangun karir dan bisnis melalui dunia digital sangat terbuka lebar.
Melalui digital personal branding, kita bisa memperkenalkan diri kita kepada begitu banyak orang.
Setidaknya ada beberapa manfaat yang bisa kamu dapatkan dengan membangun personal branding di dunia digital.
Diantaranya:
- Gampang dapat kerja
Di buku digital branding formula, saya menjelaskan cerita bagaimana seseorang bahkan bisa mendapatkan pekerjaan di perusahaan bergengsi tanpa apply (melamar). Dengan kata lain, ia ditawari sendiri oleh perusahaan tersebut untuk bekerja. Ini lantaran personal branding yang sudah ia bangun membuat orang lain mengenal dan mengetahui kualitas dan kompetensinya. - Gampang bangun trust
Saat ini, ‘Trust’ adalah mata uang yang penting banget. Orang baru akan berbisnis dengan kita ketika mereka percaya dengan kita. Nah dengan membangun personal branding secara online, orang akan mudah percaya dengan kita, sehingga apapun penawaran yang kita berikan akan mudah mereka terima. - Meningkatkan kredibilitas
Kalo kamu punya personal branding yang kuat, maka kredibilitas kamu akan meningkat pesat. Dengan ini, tentu nilai diri kamu juga akan ikut terdongkrak. - Dianggap expert
Personal branding yang kuat juga akan membuat nama kamu disandingkan dengan bidang kamu. Contoh misalnya, ketika kita bicara tentang motivator wanita, maka seketika pikiran kita teringat dengan nama Merry Riana. Meskipun banyak motivator wanita lainnya. Ini membuat kita akan dianggap sebagai expert (yang terbaik) di industri tersebut. - Stand Out dibanding pesaing
Gak bisa dinafikan, saat ini persaingan begitu ketat. Bahkan di era disrupsi ini, persaingan bukan lagi antara pemain di industri yang sama. Tetapi pesaing bisa datang dari arah mana aja. Nah, kekuatan personal branding akan membuat kita stand out di banding pesaing-pesaing lainnya. - Menarik peluang lebih banyak
Dengan nama, kredibilitas dan branding yang kuat, gak menutup kemungkinan peluang-peluang baru bisa bermunculan. Apakah itu berupa investor, tawaran kerja sama, undangan menjadi pembicara dan lain sebagainya.
Begitulah pentingnya membangun personal branding di era digital ini. Ada banyak sekali benefit yang bisa kamu dapatkan dari digital personal branding yang kuat.
7 Langkah Membangun Personal Branding di Era Digital
Sekarang kita masuk ke bagian intinya…
Bagaimana membangun digital personal branding menggunakan formula yang tepat dan terbukti berhasil.
Dengan formula ini, kamu akan mudah membentuk personal branding di dunia digital seperti sekarang ini.
Skuy…
Langkah #1: Temukan DNA personal Branding Kamu!
Motivator no. 1 dunia, Anthony Robbins mengatakan bahwa sukses ditentukan oleh 80% faktor psikologis. Dan 20% faktor teknis.
Hal yang sama juga berlaku dalam digital personal branding. Untuk membangun brand yang kokoh dan berhasil, sangat ditentukan oleh faktor psikologis.
Karena itu, pakar bisnis dan manajemen, Simon Sinek, selalu mengatakan Start With WHY. Mulailah segala sesuatu dengan pertanyaan ‘mengapa’.
- mengapa saya mau melakukan ini?
- mengapa saya harus sukses di sini?
- apa artinya?
- Apa tujuannya?
Itulah kekuatan psikologis dari personal branding. Ini saya sebut sebagai DNA personal branding kamu.
Ada 3 hal penting di dalam DNA personal branding yang perlu kamu pahami agar kamu punya 80% kekuatan psikologis untuk sukses.
- Value:
Nilai apa yang ingin kamu tunjukkan dari personal branding kamu. nilai ini harus autentik. Artinya memang sesuai dengan diri kamu yang sebenar-benarnya. - Story:
Apa kisah atau cerita hidup kamu yang relate dengan personal branding yang kamu bangun. Apa yang melatarbelakangi kamu sampai pada titik sekarang ini? Story atau cerita hidup ini yang akan membuat orang (audience kamu) relate dengan personal branding kamu. - Goals:
Apa tujuan besar yang ingin kamu capai dengan personal branding kamu ini? Apa visi dan goals utama dalam hidup kamu secara profesional.
Itulah 3 hal yang menjadi DNA personal branding kamu. 3 hal inilah kekuatan psikologis yang menjadi fondasi personal branding kamu.
Baca:
6 Kesalahan Membangun Personal Branding Yang Perlu Dihindari
3 Kunci untuk mulai membangun personal branding
Langkah #2: Tentukan Niche dan Target Audience Kamu
Niche dan target audience adalah hal yang sangat penting yang menentukan apakah kamu akan sukses membangun personal branding atau tidak.
Niche adalah masalah spesifik apa yang kamu bisa atasi.
Target audience adalah siapa orang-orang yang punya masalah tersebut.
Banyak orang yang gagal membangun brand yang gemilang, bukan karena kurang kompeten, tapi karena mereka gak punya niche dan target audience yang jelas dan spesifik.
Mereka membahas semua hal tanpa tau siapa sebenarnya orang yang mereka layani. Hari ini bahas relationship, besok bahas bisnis, tiba-tiba besoknya lagi bahas kuliner. Akhirnya orang akan bingung dengan personal branding kamu.
Kesalahan fatal yang juga dilakukan adalah mereka menganggap bahwa semua orang adalah target market/audiencenya.
Pegang teguh nasehat ini: Jangan jadi semua hal untuk semua orang, jadilah yang terbaik di suatu bidang yang membantu sekelompok orang tertentu menyelesaikan suatu masalah tertentu.
Orang yang justru mau meraup semuanya, pada akhirnya tidak akan mendapatkan apa-apa.
Dengan memiliki niche dan target audience yang spesifik kamu akan tau bagaimana kamu mendesain personal branding kamu, produk/layanan apa yang akan kamu tawarkan kepada mereka.
Contoh niche dan target audience yang spesifik adalah:
- Bantuin ibu-ibu muda yang punya masalah berat badan pasca melahirkan.
- Bantuin pengusaha yang gak punya waktu ngurus/optimasi websitenya dengan SEO dan content marketing.
- Bantuin para jomblo yang punya masalah kepercayaan diri biar bisa dapet pacar.
Baca:
Cara menentukan target audience untuk personal branding
5 Cara Menemukan bidang niche kamu
Langkah #3: Jelaskan Unique Selling Point (USP) kamu
Oke, kamu sudah tau apa masalah yang ingin kamu selesaikan (niche) dan siapa orang-orang yang punya masalah tersebut (audience).
Pertanyaan selanjutnya, apakah cuma kamu yang ada di niche itu? Apakah ada orang lain yang juga bergerak di niche yang sama? Menarget audience yang sama?
Di era disrupsi, seperti sekarang ini persaingan bisnis akan semakin menggila. Pesaing bukan cuma datang dari sesama pelaku bisnis, tapi juga dari arah yang gak disangka-sangka.
Contoh, seorang tutor bahasa inggris, bukan lagi bersaing sesama tutor lainnya, tapi mereka bersaing dengan aplikasi seperti ruangguru, duolingo, dan website kursus online lainnya.
Karena itu, jika kamu ingin sukses membangun personal branding di era disrupsi ini, maka wajib banget kamu punya unique selling point (USP).
- Apa yang membedakan kamu dari pesaing?
- Point apa yang menjadi keunikan kamu?
- Nilai tambah apa yang kamu berikan?
- Gimana orang-orang percaya dengan kamu?
Temukanlah unique selling point, agar kamu bisa stand out from the crowd.
Baca juga:
Mindset Penting dalam personal branding yang berhasil
Cara menemukan Unique Selling Point (USP) dalam personal branding
Langkah #4: Desain Visual Personal Branding Kamu
Kesan pertama begitu menggoda.
Dalam digital personal branding, hal pertama yang orang liat dari brand kamu adalah tampilan secara visual. Karena itu penting banget untuk meramu desain visual yang cantik dan menarik.
Bahkan menurut Mark Joyner dalam bukunya The Irresistable Offer, kita cuma punya waktu 3 detik pertama untuk menangkap perhatian audience.
Terutama di era social media, di mana tingkat scroll orang begitu tinggi, di sinilah desain visual branding kamu punya peran penting. Apakah orang akan stop scroll dan membaca konten kamu, atau malah justru diabaikan.
Maka poin keempat dalam digital personal branding adalah merancang desain visual.
Ini meliputi banyak hal. Seperti:
- Foto profile
- logo pribadi
- personal branding bio
- font dan warna
- style/persona yang kamu tampilkan
Satu hal yang paling penting dalam hal ini, pastikanlah kamu menggunakan desain visual yang konsisten. Jangan berubah-rubah, agar orang mudah mengenali karakter branding kamu.
Baca:
Cara Membuat Personal Branding Bio
Cara Menentukan font dan warna personal brandingmu
Ini Cara Bikin Foto Profile Yang Menarik di Social Media
Langkah #5: Pilih Platform (Channel) Digital Personal Branding
Bicara digital personal branding, maka tentu kita bicara tentang platform. Platform adalah channel kamu mengkomunikasikan brand dan menjangkau audiencemu.
Karena itu, penting banget untuk memilih channel/platform yang benar.
Banyak orang yang nanya sama saya, ‘Coach Edward, apakah kita harus eksis di semua social media untuk membangun personal branding?‘
Saya jawab, ‘tidak!‘
‘Tapi bukankah, semakin banyak platform yang kita pakai semakin banyak orang yang bisa kita jangkau?’
Ya, betul!
Tapi masalahnya banyak bukan berarti tepat. Percuma punya banyak reach, atau banyak followers tapi yang beli produk kita gak ada.
Balik lagi ke step ke 2, yakni target audience. Kalo follower kita banyak tapi mereka bukan orang yang kita target, tentu konten yang kita buat akan sia-sia.
Selain itu, kita akan kehabisan energi untuk bikin konten di semua platform itu. Lebih baik, fokus membesarkan brand di satu platform, daripada harus eksis di semua platform tapi gak efektif.
Maka, platform mana yang harus kita pilih?
Jawabannya adalah pilihlah platform di mana target audience kamu ada.
Baca: Gimana memilih platform social media untuk personal branding.
Selain social media, platform lain yang lebih penting untuk channel digital personal branding kita adalah, platform yang mendukun search engine (mesin pencari).
Dalam hal ini website atau youtube.
Kedua platform ini wajib.
Kenapa?
Karena 70% pengguna internet mencari informasi menggunakan mesin pencari seperti google. Ketika orang mencari informasi terkait bisnis/brand kamu, maka sayang banget kalo website kamu gak muncul di sana.
Baca:
Cara Membuat website sendiri dengan mudah dan gratis
Tutorial agar website kita muncul di Google paling atas
Langkah #6: Develop Strategi konten marketing dan branding
Digital personal branding bukan sekedar eksis di dunia digital. Bukan sekedar bikin akun di semua media social. Atau asal punya website yang cantik.
Tapi lebih dari itu, tentang bagaimana kita mengoptimasi platform-platform tersebut agar mampu mendatangkan pengunjung, followers bahkan pembeli.
Nah, dalam hal ini kita perlu melakukan strategi konten marketing yang solid.
Apa itu strategi konten marketing?
Menurut Content Marketing Institute, “Konten marketing adalah strategi marketing yang berfokus pada merancang, membuat dan mendistribusikan konten yang bermanfaat, relevan dan konsisten untuk menarik target audience tertentu –dan, untuk mendorong tindakan customer tertentu.”
Singkatnya, kita membuat dan membagikan konten-konten bermanfaat secara gratis untuk memancing dan mendatangkan audience.
Kenapa harus bagi-bagi konten? Karena orang sudah muak dengan iklan. Apa yang terjadi kalo ada iklan muncul? Pasti di skip!
Karena itu strategi konten marketing adalah cara yang sangat efektif untuk membangun digital personal branding yang berhasil.
Baca:
5 Jenis Konten digital yang perlu kamu tau
Strategi Konten Marketing Untuk Membangun Personal Branding
Langkah #7: Temukan Support System Kamu
Di dunia digital ini, gak ada orang yang bisa sukses sendirian. Karena itu kita perlu bersinergi dan berkolaborasi dengan orang lain.
Salah satu kesalahan awal yang banyak dilakukan oleh pemula (termasuk saya juga dulu) adalah mencoba melakukan segala sesuatu sendiri. Semua dikerjakan sendiri, mulai dari riset konten, editing, posting, dan lain sebagainya.
Ini niatnya untuk menghemat biaya, tapi yang terjadi justru kita menjadi boros energi.
Waktu dan energi yang harusnya digunakan untuk fokus mengembangkan brand, justru habis oleh mengerjakan hal-hal teknis yang harusnya bisa didelegasikan sama orang lain.
Karena itu, harusnya kita perlu memetakan apa kelebihan dan kekurangan kita. Fokus pada kelebihan kita, dan bekerja sama dengan orang lain untuk mendukung kekurangan kita.
Dalam hal support system, setidaknya ada 3 orang yang perlu kita ajak untuk bekerja sama.
- Team: orang-orang yang mendukung kita melakukan pekerjaan yang tidak mampu kita kerjakan sendiri.
- Mentor: ini adalah orang yang akan membimbing kita dalam perjalanan membangun bisnis/personal branding.
- Partner: adalah orang-orang yang perlu kita ajak kolaborasi untuk me-leverage personal branding kita. Contohnya media, penerbit, infuencer atau content creator lainnya.
Baca:
Cara Menemukan Mentor Yang Tepat
Guest Post: Strategy untuk menjalin relasi dengan influencer lain.
kesimpulan: digital personal branding
Itulah penjelasan dan panduan lengkap bagaimana melakukan digital personal branding.
Ada 7 langkah:
- Temukan DNA personal branding
- Tentukan niche dan target audience
- Perjelas Unique Selling Point (USP)
- Desain visual yang menarik
- Pilih platform dan channel branding
- Develop strategi konten marketing
- Temukan support system yang tepat
Nah, dar ketujuh langkah ini mana yang menurut kamu paling penting? Bagaimana juga pengalaman kamu membangun personal branding di era digital?
Share di kolom komentar ya!