Banyak yang bertanya, ‘Gimana sih cara kita memilih platform social media untuk personal branding? Apakah bangun personal branding harus aktif dan semua sosial media?‘
Nah, buat kamu yang ingin membangun personal branding di era digital, di artikel ini saya akan share tips bagaimana memilih platform social media terbaik untuk membangun personal branding
Kita akan membahas tentang:
- Platform social media mana yang paling cocok untuk kamu
- Karakter masing-masing social media
- Pentingnya target audience
- Mengenali kompetitor
- Mengetahui jenis konten apa yang perlu kamu buat
So, langsung aja yuk!
Simak sampai selesai ya!
Apakah Personal Branding = Harus Aktif Di semua platform social media?
Platform adalah satu dari 4 pilar personal branding di dunia digital.
Karena itu, Memilih platform social media mana yang harus digunakan untuk membangun personal branding memanglah sangat penting. Terutama melihat persaingan dunia online yang makin hari kian kompetitif.
Membangun personal branding juga gak berarti harus aktif di semua sosial media. Banyak yang menganggap bahwa semakin banyak platform yang digunakan justru akan semakin baik.
Ya, betul.
Tapi masalahnya adalah bagi pemula seperti kita, tentu kita punya sumber daya yang terbatas. Mungkin di awal-awal kita masih bisa bertahan bikin konten di semua platform itu. Tapi lama-lama akan kehabisan energi dan burn out.
Justru, memprioritaskan waktu dan energi kita dengan fokus pada satu atau dua platform saja, akan jauh lebih baik, ketimbang berusaha aktif di semua channel itu.
Tapi, pertanyaan lantas platform sosial media mana yang harus dipilih?
Tentukan Di mana target audiencemu berada
Saya selalu katakan. Jawaban terbaik untuk pertanyaannya ini adalah: ‘Aktiflah di platform social media, di mana target audience kamu berada. Titik.‘
Itulah kenapa memilih dan mengetahui siapa taurget audience kamu, sangat penting.
Tentu kita gak bisa bilang bahwa target audience kita adalah semua orang. Atau semua laki-laki. Atau semua mahasiswa.
Ini adalah kesalahan dalam membangun personal branding.
Karena gak semua orang butuh produk/layanan kita.
Baca juga: 6 Kesalahan dalam membangun personal branding yang perlu dihindari
Target audience yang tepat adalah sekelompok orang yang memiliki satu masalah spesifik, dan kita bantu mereka menyelesaikan masalah spesifik itu dengan keahlian kita.
Contohnya: Ibu-ibu muda yang punya masalah berat badan pasca melahirkan.
Itulah target audience yang spesifik.
Dengan mengetahui target audience, kita juga akan mengetahui apa masalah mereka, apa kebiasaan mereka, seperti apa gaya hidup mereka, dan di platform mana mereka menghabiskan waktunya online.
Di sanalah kita perlu hadir untuk membantu mereka.
Baca juga: Cara Menentukan Target Audience
4 Platform Social Media Untuk Membangun Personal Branding
Setelah mentukan dengan jelas siapa orang-orang yang kamu layani (target audience-mu). Mengenali demografi, geografi dan psikografi mereka, maka langkah selanjutnya adalah menentukan di mana mereka menghabiskan waktunya untuk online.
Sebagai contoh, kalo kamu menarget ibu-ibu muda yang baru melahirkan itu, maka tentu platform terbaik adalah instagram. Kalo kamu malah memilih aktif di linkedin, ya maka akan sia-sia kontenmu.
Begitu juga kalo kamu memilih audience anak-anak muda generasi Z. Maka akan keliru, kalo kamu memilih aktif di facebook. Karena mereka udah gak pake facebook.
Untuk memilih platform social media untuk personal branding, ada baiknya kamu mengenali karakter dan demografi orang-orang di masing-masing social media.
Sebab beda platform, juga beda karakter orang-orangnya.
Dilansir dari Kumparan.com, sebuah riset yang dilakukan oleh King’s College London, Universitas Pennsylvania, Twitter, IBM Watson, dan Skyscanner pada tahun 2017 menemukan bahwa tiap medsos akan menimbulkan karakter yang berbeda bagi setiap penggunanya.
Berikut ini saya spill 4 platform social mdia yang paling umum, beserta karakternya masing-masing. (Meskipun ada begitu banyak platform social media yang bertebaran di luar sana, tapi 4 inilah yang paling populer dan paling banyak penggunanya).
1. Facebook
Facebook adalah sosial media yang paling populer saat ini. Menurut data dari Datareportal.com, saat ini facebook memiliki lebih dari 2,9 Milliar pengguna di seluruh dunia.
Mayoritas pengguna facebook adalah para generasi old. Generasi yang sudah berumur. Karena itu konten yang diminati adalah konten-konten yang ringan dan menghibur.
Konten-konten seperti keluarga, liburan, quotes agama, rejeki dan lain semacamnya memiliki tingkat engagement yang tinggi di facebook.
Pengguna facebook tidak suka dengan konten serius. Karena itu, konten edukasi menjadi kurang efektif. Kecuali brand anda sudah sangat besar dan terpercaya, maka konten edukasi anda akan cukup diminati.
Apalagi konten jualan. Orang facebook gak suka. Kecuali kamu bisa mengemas konten jualan itu secara terselubung (soft selling, atau cover selling).
Baca juga: 5 Jenis Konten Untuk Digital Marketing & Branding
2. Instagram
Meskipun bersaudara langsung dengan facebook, tapi karakter pengguna instagram sangat berbeda.
Instagram banyak digunakan oleh generasi millenials. Usia antara 20-35 tahun.
Berbeda dengan facebook, pengguna instagram ini cukup terbuka dengan konten edukasi. Terbukti banyak konten creator seputar edukasi yang sukses di instagram.
Ini karena pengguna instagram, adalah anak muda yang masih butuh banyak belajar untuk menjadi sukses.
Satu hal yang paling penting dari IG adalah visual yang cantik.
Karena itu kamu perlu mendesain konten IG kamu secantik mungkin jika ingin sukses di instagram.
Baca juga: 5 Prilaku Konsumen Millenial Muslim di Indonesia
3. LinkedIn
Ini adalah social media untuk para profesional. Maka tentu para penggunanya adalah orang-orang yang sedang bekerja. Mereka yang sudah menduduki posisi-posisi penting di perusahaan cenderung menggunakan LinkedIn untuk bersosialisasi.
Selain itu linkedin banyak digunakan untuk mencari pekerjaan. Jika target audience kamu adalah pencari kerja, maka penting banget untuk memilih linkedin sebagai media personal branding.
Di LinkedIn, konten-konten yang serius, ngomongin bisnis, karir, marketing adalah yang paling banyak.
4. Tiktok
Social media yang paling bontot. Maka gak heran para penggunanya juga adalah mereka yang usia remaja dan gen Z.
Sesuai karakternya, generasi tiktok ini adalah generasi yang masih mengutamakan hiburan. Karena itu konten joget-joged masih memenuhi tiktok.
Apakah konten edukasi bisa sukses di tiktok?
Jawabannya sangat bisa! Karena meskipun pengguna tiktok suka hiburan, tapi ingat mereka juga anak muda yang masih butuh belajar.
Karena itu konten edukasi dan pelajaran juga akan disenangi. Yang penting konten edukasi itu, perlu di kemas dengan ringan dan menarik.
Salah satu content creator edukasi yang sukses di tiktok adalah Vina Muliana, perempuan cantik yang rutin membahas seputar tips karir dan strategi melamar kerja.
Kemarin, mbak Vina yang punya 4 juta followers ini baru saja memenangkan Tiktok Award Indonesia dan masuk daftar 30 under 30 Forbes Indonesia.
Keren banget ya!
Itu bukti bahwa pengguna tiktok juga masih terbuka dengan konten edukasi.
Kenali Siapa Kompetitormu
Cara lain untuk menentukan dan memilih platform social media untuk personal branding, adalah dengan melihat siapa kompetitor kamu dan platform apa yang mereka gunakan.
Ini juga akan memberikan insight berharga tentang bagaimana kondisi niche atau industri tempat kamu bergelut. Pada akhirnya akan memberikan kamu gambaran mengenai apa yang perlu kamu lakukan dan apa yang tidak.
Untuk menganalisa kompetitormu, coba tanyakan pertanyaan-pertanyaan berikut ini:
- Di platform mana kompetitormu menghabiskan banyak waktunya?
- Gimana mereka membuat konten?
- Seberapa sering mereka posting konten social media?
- Gimana tingkat engagement mereka dengan followernya?
- Gimana mereka menarik followers?
- Apakah ada platform yang mereka gak gunakan, tapi seharusnya digunakan?
Dengan pertanyaan-pertanyaan ini, kamu akan memiliki data yang penting untuk membangun personal branding kamu secara unik, dan bagaimana kamu bisa bersaing dan bahkan menjadi pemenangnya.
Konten Apa Yang Mampu Kamu Buat dan Share?
Hal lain yang juga gak kalah pentingnya dalam menentukan dan memilih platform social media untuk personal branding adalah, kemampuan kamu sendiri.
Tanyakan dirimu sendiri, skill digital apa yang kamu punya dan konten seperti apa yang mampu kamu buat?
Sebagai contoh, kalo kamu jago nulis maka tentu kamu perlu memilih platform yang mengedepankan tulisan. Seperti facebook atau instagram. Tik-tok yang basisnya adalah video pendek, tentu kurang optimal untuk konten tulisan. (Meskipun bisa juga).
Begitupun kalo kamu jago public speaking, maka tentu platform berbasis video lebih cocok buat kamu.
Jadi balik lagi pilihlah platform sesuai dengan skill atau kemampuan terbaik kamu.
Kesimpulan: Memilih Platform Social Media Untuk Personal Branding
Nah, demikianlah cara memilih platform social media untuk personal branding.
Intinya, daripada mencoba untuk eksis di semua platform social media, lebih powerful jika kamu fokus pada satu platform saja di awal. Pilihlah platform di mana audience kamu berada.
Kemudian berjuanglah untuk menjadi besar di platform tersebut.
Nah, kira-kira dari keempat platform di atas, mana yang paling cocok buat kamu? Mana yang digunakan oleh target audience-mu? Sudahkah kamu menentukan?
Share pendapat kamu di kolom komentar ya!
Oiya, kalo kamu ingin belajar lebih lengkap tenang gimana kiat dan strategi membangun personal branding, memilih platform, membuat konten, silahkan pelajari semuanya di ebook DIGITAL BRANDING FORMULA ini.
Ebook senilai Rp. 157.000 ini, bisa kamu dapatkan gratis hari ini! Klik gambar di bawah ini untuk mendownload.