Ngomongin passion, kadang-kadang kita seperti berada di persimpangan. Kadang-kadang kita nanya, antara passion vs profit mana yang lebih penting untuk bisnis?
Apakah kamu juga pernah mengalaminya?
Artikel ini dibuat khusus untuk kamu yang ngerasa dibenturkan antara ngelakuin passionmu dengan mencari dan menghasilkan cuan untuk mempertahankan bisnis/pekerjaan.
Semoga bisa menjawab keresahanmu!
Di sini saya akan coba membedah masing-masing antara passion dan profit. Gimana pentingnya dan apa keuntungannya…
So, selanjutnya kamu bisa memutuskan kira-kira mana yang lebih penting dari keduanya.
Cerita Perjalanan Saya dengan passion vs profit
Sekitar 10 tahun yang lalu saya berjuang untuk membangun karir dan bisnis dengan bermodal kekuatan passion.
Saya adalah orang yang terpengaruh besar dengan buku-buku motivasi dan quotes-quotes inspiratif dari para tokoh.
Katakanlah…
‘Do what you love and the money will follow‘, – Marsha Sinetar
“The only way to do great work, is to love what you do.” –Steve Jobs
“Men is only great when he acts from passion.” –Benjamin Disraeli
dan semacamnya…
Kalimat-kalimat itu sungguh menginspirasi saya untuk percaya akan kekuatan passion. Dan saya sangat bersyukur untuk itu.
Saya percaya bahwa, kalo saya melakukan apa yang saya cintai maka duit bakal datang dengan sendirinya.
Saya bekerja terus menerus, namun nampaknya duit itu gak kunjung datang. Sepertinya kalimat-kalimat indah diatas, belum sepenuhnya utuh. Gak cukup dengan passion. Ada hal lain yang perlu kita perhatikan.
Akhirnya babak kedua, saya sedikit menyingkirkan idealisme passion tersebut. Kemudian mulai fokus nyari duit seperti pada umumnya.
Dengan kata lain saya fokus pada profit.
Saking profitnya, saya jalankan prinsip PALUGADA. Apa lu minta, gue ada.
Bayangkan, saya jualan buku, jadi blogger, penulis, bisnis online, jualan chasing hape, jualan produk minyak kesehatan, bantuin orang bikin website, kerja di hotel, jualan properti, jadi eo seminar/training, dan masih banyak lagi.
Pokoknya semua saya embat…
Setelah cukup lama menjalani bisnis seperti itu, saya mulai capek. Sayangnya, hasil yang ada juga gak maksimal.
Akhirnya saya mikir, sepertinya ini bukan cara yang benar.
So, Mana yang harus diutamakan?
Saya udah menjalani 2 ekstrim yang berbeda. Namun sepertinya dua-duanya gak ada yang works.
Trus gimana dong?
Mana sebenarnya yang lebih penting, passion atau profit? Gairah atau duit?
Atau adakah sudut pandang lain?
The Power of Passion
Gak bisa dipungkiri, passion punya kekuatan luar biasa dalam mendukung kesuksesan seseorang.
Dengan passion, kita bisa bekerja secara maksimal. Memberikan yang terbaik, dan mengeluarkan semua potensi dari dalam diri kita.
Sebab kita bersungguh-sungguh untuk melakukan itu.
Passion ibarat bahan bakar yang akan menggerakkan kita untuk bekerja dan melaju kencang.
Dan kita sama sekali gak merasa terbebani dengan itu. Sebab kita enjoy dan suka melakukan pekerjaan yang memang merupakan passion kita.
Katakanlah kita orang yang suka sekali menulis. Tentu kita akan mampu menghasilkan banyak tulisan dengan enjoy. Kita bisa bekerja berjam-jam untuk menghasilkan berlembar-lembar tulisan. Dan kita sama sekali gak merasa terbebani melakukannya.
Sebagaimana Pablo Picasso pernah berujar, “Ketika saya bekerja, saya rileks. Seperti tidak melakukan apa-apa.” Begitulah karena ia sangat mencintai apa yang dia lakukan.
Baca juga: 6 Cara Menemukan Passionmu
The Problem with Passion
Chris Ducker, seorang penulis dan serial entrepreneur mengatakan bahwa banyak orang menilai passion itu secara keliru.
Dianggapnya bahwa bekerja dengan passion itu berarti kita hanya perlu melakukan apa yang kita cintai. Dan mencintai setiap detik dan setiap inchi pekerjaan kita.
‘Guys, no! no! no!‘ kata Chris, ‘Saya mencintai pekerjaan saya, tapi saya gak mencintai setiap detiknya. Kadang-kadang pekerjaan kita itu berdarah-darah. Kadang-kadang seharian penuh kita bekerja, hasilnya cuma sampah.’
Jadi terlalu naif, kalo kita cuma berpatokan sama passion semata.
Bisnis itu harus menghasilkan cuan
Ingat, tujuan dari bisnis itu adalah untuk menghasilkan cuan. Alias profit.
Banyak bisnis yang gagal, salah satu alasannya karena pelakunya terlalu berfokus dengan passion dan idealismenya semata.
Dari kasus kejatuhan Net Tv pada tahun 2019 misalnya, Blogger bisnis dan Pakar Manajemen SDM, mas Yodhia Antariksa, di blognya StrategiManajemen.net menuliskan, Idealisme dan passion adalah bullshit jika tanpa ditunjang oleh profit.
Sebab bisnis is all about making money.
Pada akhirnya, uang juga yang bisa membuat semua operasi bisnis bisa terus berjalan. Kalau tidak ada profit, ya akhirnya akan bubar jalan.
Maka passion saja tidak cukup.
Passion ibarat bahan bakar. Tapi kendaraan bisnis perlu diarahkan untuk menghasilkan pundi-pundi cuan yang menguntungkan.
Baca juga: Cara Membangun Personal Branding di Era Digital
Find the Market potential
Passion dan idealisme itu satu hal. Tapi agar bisa bertahan, maka passion itu harus menghasilkan.
Dan rumus untuk menghasilkan adalah ini:
Untuk bisa menghasilkan bisnis yang sukses dan profit, maka passion harus dirancang sedemikian rupa agar sesuai dengan kebutuhan pasar.
Apa yang dibutuhkan oleh orang-orang diluar sana terkait bisnis kita?
Sebab orang tidak membeli produk/servis. Mereka membeli manfaat.
Orang gak membeli layanan barbershop, mereka membeli tampilan rambut yang keren dan trendi. Orang gak membeli mesin cuci, mereka membeli waktu dan tenaga yang dihemat untuk mencuci pakaian.
Kamu mungkin punya passion luar biasa dalam menulis. Tapi orang gak membeli tulisanmu. Orang membeli cerita menarik, inspiratif atau menghibur dari sebuah tulisan itu.
So, passion haruslah dilengkap dengan market need. Apa yang orang-orang butuhkan. Bagaimana kita memenuhi kebutuhan audience itu.
Di sanalah titik passion kita akan menghasilkan profit.
Kesimpulan: Passion Vs Profit
Demikianlah pembahasan tentang passion vs profit, yang ternyata berujung pada rumus sederhana.
Passion + Market = Profit
Ini menunjukkan bahwa antara passion dan profit itu sama-sama penting. Keduanya sama-sama dibutuhkan untuk membangun bisnis atau brand yang long lasting.
Nah, gimana menurut kamu?
Share pendapatmu di kolom komentar ya!