Buat teman-teman yang selama ini merasa bingung dengan panggilan jiwanya, di artikel ini saya akan membagikan tips tentang bagaimana cara menemukan panggilan jiwa dalam hidupmu.
Menemukan panggilan jiwa, adalah kunci utama dalam hidup agar menjadi sukses dan bahagia. Saya percaya bahwa kita semua lahir di muka bumi ini dengan membawa misi tertentu.
Misi itulah yang menjadi alasan mengapa kita dilahirkan di muka bumi ini. Dan misi itulah yang kelak di kehidupan berikutnya akan kita pertanggung jawabkan di hadapan Tuhan.
Lantas apa kaitanya menemukan panggilan jiwa dengan misi tersebut?
Baca sampai selesai ya!
Apa itu Panggilan Jiwa?
Merriam-Webster mendefinisikan Panggilan Jiwa sebagai sebuah dorongan yang kuat dari dalam diri untuk melakukan serangkaian tindakan tertentu, terutama jika hal itu disertai dengan keyakinan akan pengaruh ilahi (spiritual).
Dalam bukunya, “The Art of Work: A Proven Path to Discovering What Yout Were Meant to Do,” Jeff Goins, menjabarkan bahwa Calling (Panggilan Jiwa) adalah sebuah tujuan hidup, yang membuat bagian paling dalam dari diri kita terpuaskan.
“Itulah Alasan kamu dilahirkan.” Katanya.
Nampaknya, setiap orang punya suara kecil dalam dirinya yang selalu ingin disalurkan. Jeff menulis, “Gak peduli seberapa ributnya dunia luar, seberapa sibukpun dirimu, akan selalu ada suara kecil dalam dirimu yang membisikkan tentang suatu bayangan kehidupan tertentu. Dan jika kamu mencoba cukup keras, kamu akan mendengarkan suara itu.“
Dari sini dapat kita simpulkan bahwa, panggilan jiwa itu adalah dorongan secara spiritual untuk melakukan sesuatu. Dan hanya dengan melakukan itulah kita bisa merasakan kebahagian dan makna hidup sejati.
Setiap Orang adalah KHALIFAH!
Kita semua sudah khatam dengan ayat dalam kitab suci berikut ini:
”Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para Malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.”
QS. Al-Baqarah:30
Dalam injil, pun ada ayat yang menyebutkan bahwa manusia punya kuasa di muka bumi ini.
Berfirmanlah Allah: “Baiklah Kita menjadikan manusia menurut gambar dan rupa Kita, supaya mereka berkuasa atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas ternak dan atas seluruh bumi dan atas segala binatang melata yang merayap di bumi.”
Kejadian 1:26
Inilah peran penting manusia di muka bumi ini. Kita adalah wakil Tuhan untuk mengelola dan menguasai apa-apa yang ada di dunia ini.
Dan inilah makna bahwa manusia adalah khalifah.
Setiap kita memegang peran penting di dunia ini. Ibarat sebuah puzzle, setiap orang memegang bagian kecil dari puzzle untuk disusun agar membentuk suatu gambaran baru.
Nah, panggilan jiwa adalah suara-suara kecil dari nurani kita yang paling dalam, mengingatkan kita akan tujuan mulia tersebut.
Itulah mengapa panggilan jiwa itu begitu penting dan mulia. Dan hanya dengan memenuhi panggilan jiwa itu kita bisa menjadi manusia yang mulia, sukses dan bahagia.
Cara Menemukan Panggilan Jiwa
Nah, pertanyaannya kini adalah bagaimana cara menemukan panggilan jiwa kita?
Dalam bukunya The Art of Work tadi, Jeff Goins menganjurkan kepada kita untuk bisa mendengarkan hidup kita.
Maksudnya gimana?
Jadi, kalau kita melihat perjalanan panjang hidup kita selama ini, kita akan menemukan semacam pola-pola tertentu yang mirip dan saling mempengaruhi satu sama lain.
Kejadian demi kejadian yang kita alami itu sebenarnya berbicara pada kita mengenai apa sebenarnya tujuan kita dilahirkan di muka bumi ini.
Itulah cara Tuhan mengingatkan kita.
“Jadi, sebenarnya hidup kita itu berbicara kepada kita.” Kata Jeff. Dan kita hanya perlu mendengarkannya.
Kamu bisa mencoba untuk mengenang atau menulis kembali poin-poin penting dari perjalanan hidupmu selama ini. Tak usah sempurna. Apapun yang muncul di pikiranmu, cobalah tulis dan catat kejadian kejadian itu.
Sebagai contoh berikut saya menulis poin perjalanan panjang hidup saya:
- Lahir di Soppeng, Sulsel dari keluarga yang sederhana
- Selama SD berpindah-pindah sekolah mengikuti orang tua
- SMP saya tinggal bersama Paman
- SMA saya tinggal bersama Nenek
- Berangkat ke Jogja untuk kuliah
- Selama kuliah saya mengikuti bisnis MLM namun gagal.
- Memulai karir sebagai penulis dan blogger
- menjuarai berbagai kompetisi blog
- Membuka usaha kuliner, dan gagal.
- Menjalankan bisnis online dan gagal.
- Bekerja di perusahaan X
- dan seterusnya…
Nah, setelah mencatat semua hal itu saya kemudian coba membaca dan mempelajari perjalanan panjang hidup saya tersebut.
Maka pelan-pelan saya akan melihat sebuah pola yang terus berulang. Dalam kasus saya, saya melihat perjalanan hidup saya dipenuhi banyak kegagalan. Tetapi satu hal yang saya pegang teguh adalah bahwa saya tidak pernah menyerah dan berhenti berjuang.
Kemudian saya menyadari bahwa ternyata kegagalan demi kegagalan yang pernah saya alami itu secara tidak langsung membimbing hidup saya sampai hari ini.
Jika saja waktu itu, saya tidak gagal maka hidup saya akan 180 derajat berbeda dari sekarang. Maka saya menangkan sebuah makna, bahwa kisah hidup ini diperuntukkan untuk menjadi motivasi dan inspirasi untuk orang lain.
Secerca cahaya menyeruak dari dalam hati. Tujuan hidup saya adalah untuk menjadi motivasi dan inspirasi untuk orang banyak.
Demikianlah cara menemukan panggilan jiwa kita yang pertama.
Baca juga: Pentingnya Self Love, dan 5 Cara Melakukannya!
Melihat Titipan-Titipan Tuhan Dalam Diri
Cara kedua yang bisa anda lakukan adalah dengan melihat dan menyadari hal-hal dalam diri anda yang sifatnya bawaan dari lahir. Sebab bawaan dari lahir itu tentu merupakan pemberian Tuhan spesial untuk kita, kan?
Dan tentu saja anda sepakat bahwa itu semua ada artinya. Tuhan tidak memberikannya begitu saja.
Maka begitulah cara Tuhan membekali kita dengan infrastruktur dalam diri untuk memenuhi tugas kita sebagai khalifah tersebut.
Lantas, apa saja contoh-contoh titipan Tuhan dalam diri kita itu?
- Bakat
Bakat adalah potensi kecerdasan yang kita bawah dari lahir. Ini merupakan modal besar dari Tuhan untuk kita.
Dan setiap orang punya bakat yang berbeda-beda. Tentu karena setiap orang tugasnya beda-beda. Maka diberilah ia bakat sesuai dengan dirinya.
Lantas bagaimana mengenali bakat kita?
Lebih detail tentang ini sudah saya post di artikel tentang cara menemukan jati diri sebelumnya. Namun inti dari bakat adalah bahwa apa hal yang paling mudah anda pelajari di dunia ini.
Ingat, bahwa bakat bukanlah skill. Itu dua hal yang berbeda. Bakat adalah apa yang mudah dan enjoy anda pelajari, sementara skill adalah apa yang sudah anda kuasai melalui pembelajaran dan latihan berjam-jam. - Watak/Keperibadian
Jika bakat adalah apa yang kita bisa. Maka watak adalah bagaimana kita menjalani kehidupan ini.
Berbagai bidang ilmu psikologi manusia, telah membagi-bagai berbagai karakter manusia berdasarkan watak dan kepribadiannya.
Ini menunjukkan bahwa setiap manusia punya cara menjalani hidup yang berbeda-beda.
Salah satu pembagian watak kepribadian yang paling populer adalah teori 4 tipe kepribadian sebagaimana yang diterangkan Flaurence Littauer dalam bukunya Personality Plus.
a. Sanguinis
b. Koleris
c. Melankolis
d. Plegmatis.
Untuk mempelajari keempatnya teman-teman bisa mencari berbagai literatur yang ada di internet. Atau jika ada waktu kemungkinan akan saya posting di artikel selanjutnya.
Nah, itulah 2 hal yang bisa kamu lihat dari dalam dirimu untuk membantu menemukan panggilan jiwamu.
Kedua hal ini murni merupakan pemberian dari Tuhan spesial untuk kamu. Tentu ini ada maknanya. Maka jangan hanya berhenti pada jawaban keduanya. Melainkan galilah pertanyaan mengenai apa alasan Tuhan memberikan hal itu kepadamu.
Begitulah cara menemukan panggilan jiwa kita berdasarkan konsep natural gift (pemberian alami) dari Tuhan untuk kita.
Kesimpulan
itulah 2 Cara menemukan panggilan jiwa dalam hidup kita. Yakni;
- Belajar Mendengarkan Hidup, dengan membaca setiap moment yang kita lalui
- Mengenali titipan-titipan Tuhan dalam diri Kita yang alami.
Nah, dari kedua cara ini, yang mana menurut kamu paling menarik? Mana yang ingin kamu lakukan terlebih dahulu? Atau barangkali kamu punya pandangan berbeda?
Silahkan share di kolom komenta ya!