7 Tren Konten Marketing di Tahun 2025 yang Wajib Marketer Tahu!

Tren Konten Marketing di Tahun 2025

Pemasaran digital terus berkembang. Setidaknya, terdapat 7 Tren Konten Marketing di tahun 2025 ini yang perlu dipahami setiap marketer dan kreator.

Perkembangan ini tentu dipengaruhi banyak hal. Misalnya update algoritma Google dan platform media sosial, perubahan perilaku konsumen, hingga perkembangan AI yang makin canggih.

Jika Anda masih menggunakan cara lama dalam membuat dan mendistribusikan konten, kemungkinan besar Anda akan tertinggal dari pesaing. Anda makin kesulitan menarik perhatian audience, menumbuhkan engagement, traffic, hingga konversi.

Nah, di artikel ini, kita akan membahas 7 tren konten marketing di tahun 2025 yang paling penting berdasarkan data dan analisis dari WordStream. Dengan memahami tren ini, Anda bisa menyesuaikan strategi agar tetap konten makin efektif dan optimal.

Yuk kita ulas!

1. Uniqueness is Key

Di era banjir informasi seperti sekarang, audience bakal semakin jenuh dengan konten-konten yang B-aja. Kini audience makin menuntut konten yang benar-benar unik dan kreatif.

Sebagai marketer, kita perlu menciptakan konten yang fresh, original, dan menawarkan sudut pandang baru. Konten-konten yang sifatnya remake atau jiplak dari konten orang lain (meskipun itu viral), kalau tidak menambah value atau “sesuatu” yang baru, pasti akan ditinggalkan.

Misalnya, banyak orang bikin video ala “gue tunjukin rumah sudah jadi dan siap huni” untuk konten pemasaran mereka. Mungkin karena dinilai viral, sehingga semua bikin konten seperti itu.

Hasilnya apa?

Orang jadi muak. Isinya gitu-gitu aja.

Maka solusinya: Buatlah konten versi Anda sendiri!

Misalnya, perusahaan yang membagikan studi kasus asli dari pengalaman atau hasil riset eksklusif sendiri. Konten yang menggabungkan wawasan mendalam dengan contoh nyata akan lebih banyak dibagikan dan mendapatkan engagement lebih tinggi.

Cara lain adalah dengan berkolaborasi dengan narasumber utama atau pakar di bidang tertentu. Dengan begini, konten jadi berbobot dan ada tambahan wawasan baru di dalamnya.

Baca juga: 5 Cara Mencari Ide Konten dengan Google Trends

2. AI Makin Mendominasi

Data SurveyMonkey.com, sebanyak 88% marketer mengatakan mereka kini pakai AI dalam pekerjaannya. 70% lagi mengatakan mereka akan menggunakan lebih banyak di tahun-tahun mendatang.

Di tahun 2025 ini, penggunaan AI makin masif. Bukan cuma 1 platform saja, tapi akan ada makin banyak AI untuk berbagai jenis pekerjaan.

Contohnya, kita pakai ChatGPT untuk memantik ide-ide baru. Selanjutnya kita bisa pakai AI lain untuk bikin gambar, video, hingga script podcast dan webinar.

Pada akhirnya, kita memanfaatkan berbagai macam AI untuk mengerjakan berbagai tugas-tugas spesifik.

Berikut beberapa contoh yang bisa dicoba:

  • Influencity: AI untuk membantu menemukan dan mengelola influencer yang tepat.
  • Design.ai: generator gambar yang dapat digunakan untuk membuat logo, video, dan bahkan mengganti wajah.
  • Infografi: membaca unggahan blog Anda dan membuat infografis dari unggahan tersebut.
  • ElevenLabs: generator suara yang menambahkan suara ke iklan, postingan media sosial, dan lain-lain.
  • Eddie AI: mengubah video wawancara mentah Anda menjadi cerita visual yang menarik dan menawan.

Mulailah dengan mengidentifikasi tugas-tugas yang berulang dan memakan waktu. Carilah AI untuk mengerjakan pekerjaan tersebut. Caranya sesimple bertanya pada ChatGPT atau Google.

Jika berencana untuk menggunakan Channel marketing baru (seperti podcast), carilah AI untuk membantu hal tersebut.

Baca juga: Catat! Ini 6 Cara Memanfaatkan Teknologi AI Untuk Digital Marketing

3. Bukan Cuma SEO, Tapi AEO!

Selama ini kita mengenal Search Engine Optimization (SEO). Strategi untuk membuat konten atau website kita muncul di hasil pencarian teratas halaman Google.

Hari ini, SEO saja gak cukup!

Answer Engine Optimization (AEO) lah jawabannya.

Pertama, Voice Assistent di smartphone seperti Siri, Google Assistance, hingga ChatGPT makin populer digunakan. Dengan ini, orang mencari informasi hanya bertanya melalui suara.

Alat itu kemudian menggenerate jawaban secara ringkas dan langsung kepada user. Orang tidak lagi perlu mengetik kata kunci dan membuka banyak halaman website.

Kedua, Google juga sudah merilis fitur terbaru “Ringkasan AI” (AI Overview). Fitur ini sudah rilis dan muncul di hampir semua pencarian, termasuk pencarian dalam bahasa Indonesia.

Dengan fitur ini, Ranking dan Pejwan saja sudah gak lagi cukup. Kita perlu mengoptimalkan agar konten kita masuk AI Overview.

Ketiga, platform AI seperti Perplexity yang bekerja mencari jawaban dari sumber-sumber kredibel kini kian populer. Penggunanya kini mencapai 15 juta user di seluruh dunia.

Oh iya, ChatGPT juga sudah punya fitur ChatGPT search yang mampu mencari informasi secara realtime.

Baca juga: Apa itu Konten SEO? Ini 6 Langkah Bikin Konten yang Disukai Google

4. Transparansi dalam Penggunaan AI

Seiring makin meluasnya penggunaan AI dalam pembuatan konten, audiens pun mulai kritis terhadap konten AI tersebut.

Tahun lalu, ini gak terlalu penting. Namun di tahun 2025 ini, keterbukaan menjadi amat krusial.

Dalam 2 survei berbeda, disebutkan bahwa sebanyak 71% dan 69% responden mengatakan penggunaan AI sebaiknya diungkapkan. Dan jajak pendapat oleh AI Policy Institute menunjukkan bahwa 80% orang Amerika berpikir bahwa menganggap konten AI sebagai buatan manusia seharusnya ilegal.

Meta dan Tiktok juga kini punya fitur untuk menandai konten yang dibuat dengan AI di platform mereka.

Baca juga: 5 Tips Menggunakan AI dengan Benar dan Etis

5. Forum Online Group Komunitas Bangkit Lagi

Dulu, forum online itu kayak senjata rahasia buat para pemasar konten. Meskipun banyak forum terkenal seperti kaskus kini tutup usia, namun ternyata di tahun 2025 ini, platform-platform komunitas bisa jadi bangkit lagi.

Forum dan komunitas online kembali menjadi tren utama dalam pemasaran konten. Platform seperti Reddit, Quora, dan Discord menjadi tempat bagi audiens untuk berdiskusi, bertanya, dan mencari informasi yang lebih mendalam.

Begitupun komunitas seperti WA Group, Telegram Group, atau Discord memang sudah terbukti keampuhannya.

Kenapa begitu?

Pertama, update algoritma Google (Core Update) beberapa waktu lalu, membuat konten-konten dari forum bisa muncul di hasil pencarian. Reddit misalnya, kini menjadi situs web paling populer ketiga di hasil pencarian Google.

Kedua, media sosial itu terbatas. Algoritmanya juga makin ribet dan sulit untuk mendapatkan traffic organik. Konten-konten di medsos lebih banyak promosi atau iklan. Influencer yang nge-review produk juga karena dibayar (jadi gak jujur).

Beda dengan forum, yang menjadi tempat interaksi yang real. Orang-orang berbagi cerita dari pengalaman pribadi mereka. Inilah yang bikin konten dalam forum itu begitu kuat.

orang-orang lebih percaya dengan informasi yang mereka dapat dari forum/group. Mereka senang mendengar langsung dari orang-orang yang sudah mencoba suatu produk atau brand.

Bahkan, 90% pengguna Reddit bilang mereka percaya sama forum ini buat cari informasi tentang produk dan merek.

👉 Join komunitas Digital Marketing & Personal Branding Online!

6. Omnichannel itu Wajib!

Tahun 2024 kemarin jadi tahun yang bikin deg-degan buat para pemasar konten yang ngandelin SEO (Search Engine Optimization) buat dapetin traffic website. Google memang masih jadi sumber traffic organik terbaik, tapi di tahun 2025 nanti, brand harus pinter-pinter cari cara distribusi konten yang baru, selain tetap “ngasih makan” algoritma Google.

Kenapa Harus Omnichannel?

Soalnya, di tahun 2024 ada dua kali update besar-besaran dari Google yang bikin banyak website kehilangan traffic. Ada website yang bahkan kehilangan 90% pengunjung dari pencarian Google! Terus, muncul juga AI Overviews yang bikin link kita makin ke bawah di halaman pencarian.

Banyak yang mikir SEO udah tamat riwayatnya.

Tapi, ternyata Google masih jadi sumber traffic organik yang paling besar. Data dari Rand Fishkin di SparkToro nunjukkin kalau Google itu jago banget ngirim traffic ke website lain. Google bertanggung jawab atas 60% traffic dari website lain, padahal mereka cuma nerima 9% klik yang masuk.

Penelitian lain dari Sparktoro juga nunjukkin kalau 51% pencarian di Google itu tujuannya informasional, dan hampir 56% sisanya generik (bukan branded). Artinya, ada banyak banget traffic di luar sana buat merek yang mau ngasih edukasi ke audiens mereka lewat konten SEO.

Strategi Konten 2025: Tetap Andalkan Google, Tapi Jangan Lupa yang Lain!

Nah, inilah kenyataan yang harus dihadapi pemasar konten di tahun 2025. Kita harus bisa dapetin traffic dari sumber lain selain Google, karena Google itu kadang-kadang suka bikin kejutan. Tapi, kita juga gak boleh ngacangin Google, karena mereka sumber traffic organik terbesar.

Di tahun 2025 nanti, kita bakal lihat brand-brand makin kreatif dalam bikin dan nyebarin konten. Content repurposing (menggunakan kembali konten dalam berbagai format), yang udah jadi tren di 2024, bakal makin penting.

Misanya, konten website diubah menjadi konten video dan diupload di Youtube. Selanjutnya konten tersebut juga bisa dibuat versi infografisnya. Demikian juga konten carousel di IG atau LinkedIn.

Baca juga: Content Mapping: 3 Langkah Mudah Merancang Konten Yang Mendatangkan Banyak Pengunjung

7. Pelatihan AI Makin Dibutuhkan

Meskipun banyak merek yang udah mulai pakai tools AI, ternyata masih banyak juga marketer yang belum tahu.

Di bulan Januari 2024, 56% pemasar bilang perusahaan mereka lagi implementasi AI, terutama buat content marketing. Tapi sayangnya, hal ini tidak diiringi dengan pelatihan AI untuk team.

70% marketer bilang perusahaan mereka gak nyediain pelatihan AI generatif, padahal lebih dari setengahnya bilang AI itu penting banget buat pekerjaan mereka. Bahkan, 43% bilang mereka gak tau cara memaksimalkan nilai dari AI generatif.

Artinya apa?

Tahun ini, pelatihan tentang pemanfaatan AI akan makin dibutuhkan. Perusahaan perlu berinvestasi besar-besaran agar setiap team mampu menggunakan AI untuk meningkatkan produktivitas.

Pelatihan dan edukasi terkait AI akan menjadi investasi penting agar tim pemasaran bisa tetap kompetitif.

👉 Cek Program Training Digital Marketing dari Coach Edward!

Kesimpulan: Tren Konten Marketing di Tahun 2025

Tahun 2025 akan membawa banyak perubahan dalam dunia pemasaran konten. Setidaknya ada 7 tren konten marketing di tahun 2025 yang akan mendominasi, yakni:

  • Konten yang unik & original,
  • Pemanfaatan AI,
  • Optimasi AEO,
  • Transparansi penggunaan AI dalam konten,
  • Forum online dan group komunitas,
  • Distribusi omnichannel,
  • Pelatihan AI

Bagaimana dengan Anda? Dari tujuh tren di atas, mana yang paling menarik perhatian Anda? Apakah Anda sudah siap mengadaptasi strategi pemasaran konten Anda untuk tahun 2025?

Beri tahu pendapat Anda di kolom komentar dan jangan lupa bagikan artikel ini jika merasa bermanfaat!

Tinggalkan komentar