Sejak lama, brand-brand ternama di dunia telah menggunakan metode storytelling dalam menarik minat dan mempertahankan pelanggan melalui media yang mereka buat.
Jika dirunut ke belakang, storytelling telah digunakan sejak tahun 1730an oleh Benjamin Franklin dalam mempromosikan bisnis percetakannya dengan menerbitkan sebuah majalah berjudul “Poor Richard’s Almanak.”
Lantas, apa sih itu sebenarnya storytelling itu? Dan bagaimana menggunakannya untuk mempromosikan bisnis?
Artikel ini akan menjelaskan secara rinci tentang apa itu Storytelling dan bagaimana penggunaannya dalam bisnis anda.
Pertama, Mengapa Storytelling Semakin Penting?
Di tengah disrupsi digital dan millenial dewasa ini, setiap pelaku bisnis dan marketing dituntut untuk lebih mampu memahami prilaku konsumen.
Konsumen jaman now, berbeda dengan konsumen jaman dulu. Sebab kehadiran era digital membuat konsumen sekarang begitu muak dengan bahasa-bahasa iklan. Setiap hari mereka dihadapkan dengan jutaan iklan dimanapun berada. Bahkan di tempat paling private seperti toilet sekalipun, terkadang masih ada iklan yang muncul.
Karena itu, agar menarik minat dan perhatian konsumen anda perlu memiliki pendekatan marketing yang terbukti berhasil.
Dan itu adalah Storytelling.
Sebagai bagian dari Inbound marketing, storytelling dianggap salah satu senjata paling ampuh dalam menarik dan membangun hubungan dengan konsumen.
Setiap orang suka dengan cerita. Itulah mengapa storytelling makin dibutuhkan.
So, Apa itu Storytelling?
Storytelling singkatnya adalah bercerita. Atau mendongeng. Sebuah cara yang digunakan untuk menyampaikan pesan-pesan tertentu melalui cerita.
Dalam dunia parenting misalnya, mendongeng kisah-kisah para nabi atau kisah kancil yang bijak adalah cara yang sangat ampuh untuk mendidik dan menanamkan nilai-nilai moral kepada anak.
Selain mudah dipahami, cerita juga memicu emosi bagi penikmatnya. Sehingga baik cerita maupun si pencerita akan mudah diingat.
Dalam dunia bisnis, jelas ini sebuah jawaban.
Membangun hubungan emosional yang dekat dengan konsumen, sekaligus membuat konsumen tidak akan lupa dengan produk anda.
Fungsi Storytelling Untuk Bisnis
Menarik perhatian konsumen jaman now, bukanlah pekerjaan yang mudah. Apalagi mempertahankannya. Dibutuhkan riset dan pembelajaran serius baik dari segi demografi maupun dari segi psikografi untuk memetakan apasih yang paling dibutuhkan orang-orang.
Namun untungnya, ada storytelling.
Sebab cerita disukai oleh setiap orang, maka anda bisa dengan mudah menggunakan storytelling untuk 2 hal;
- Mempromosikan bisnis
- Mempertahankan loyalitas konsumen
Mengapa storytelling bisa mempromosikan bisnis? Sebab cerita yang indah, dramatis itu mendapatkan engagement yang tinggi. Terutama di social media. Cerita adalah konten yang sangat banyak mendapat like, koment bahkan share.
Anda bisa menyajikan jutaan data dan fakta dari berbagai penelitian terbaru, untuk meyakinkan konsumen membeli produk anda. Tapi tidak ada yang mengalahkan kekuatan sebuah cerita dalam menyentuh hati konsumen.
Gunakanlah cerita untuk menyampaikan nilai-nilai bisnis anda.
Tingkat Kesuksesan Kampanye Iklan dengan Storytelling
Mari kita coba perhatikan brand-brand paling sukses di planet bumi ini. Seperti Apple atau Google.
Sejak awal mereka berdiri, mereka telah menggunakan cerita dalam mengkampanyekan value perusahaan mereka. Apple misalnya, dengan tagline “think different,” menggunakan storytelling dalam menjual product-productnya.
Alih-alih mengatakan, “Kami telah menciptakan komputer yang hebat. Didesain dengan cantik dan elegan. Mudah digunakan.“
Ini yang Steve Jobs katakan, “Apapun yang kami lakukan, kami ingin melawan status quo. Kami percaya pada berpikir dengan cara yang berbeda. Kami melawan status quo dengan menciptakan computer yang didesain dengan menawan, praktis dan mudah digunakan. Kami sedang menciptakan komputer yang hebat. Mau beli?”
Faktanya, kalimat Steve Jobs itu begitu melekat di benak masyarakat. Meskipun produk-produk Apple adalah barang mewah yang gak wajib untuk dimiliki, tapi kenyataannya mereka terus mencetak penjualan yang berhasil.
Inilah yang membuat storytelling begitu powerful. Hasil riset menujukkan bahwa pesan yang dirangkai dengan cerita, 22 kali lipat lebih gampang diingat daripada sekedar fakta biasa.
Bagaimana Membuat Storytelling Untuk Mempromosikan Bisnis?
Meskipun namanya storytelling, dalam bisnis bukan berarti anda sepenuhnya menceritakan kisah atau dongeng masa lampu untuk menghibur orang-orang. Bukan.
Pakar Manajemen Kepemimpinan, Simon Sinek menyebutkan bahwa inti dari storytelling sebenarnya adalah menyampaikan value (nilai-nilai) perusahaan anda kepada konsumen.
Menurut Sinek, kesalahan banyak pelaku bisnis dan marketing adalah mereka terlalu fokus menceritakan tentang “apa” bisnis mereka. “Apa” produk mereka.
Padahal seharusnya, anda menceritakan “mengapa” anda melakukan bisnis itu.
“Orang tidak membeli “apa” yang anda lakukan. Orang membeli “mengapa” anda melakukan itu.”
Simon sinek
Persis seperti yang dilakukan Apple. Mereka menceritakan value bisnis mereka melalui cerita.
Karena itu, dalam mempromosikan bisnis Simon Sinek menganjurkan untuk menggunakan diagram The Golden Circle.
- Why: Mengapa anda melakukan bisnis ini? Apa value yang ingin anda sebarkan kepada orang lain? Apa tujuan bisnis anda?
- How: Bagaimana anda melakukan itu?
- What: Apa yang anda tawarkan untuk memenuhi tujuan itu?
Mulailah dari faktor “Why” bukan “what”. Mengapa bukan apa.
Ringkasnya, temukan alasan mengapa anda menjalankan bisnis anda. Dan komunikasikanlah hal itu dalam setiap kampanye iklan atau konten anda.
3 Elemen Kunci Storytelling
Untuk membuat storytelling yang berhasil, setelah menemukan faktor “why” ada 3 elemen penting yang kudu anda perhatikan.
- Karakter
Tokoh atau subyek utama dalam konten storytelling anda. Bukan hanya bercerita tentang pihak ketiga, tapi ketiga kata ganti orang bisa digunakan.
1. Kata ganti orang pertama: saya atau kami
2. Kata ganti orang kedua: Kamu atau kalia
3. Kata ganti orang ketiga: Dia atau mereka.
Dalam bisnis, yang paling banyak digunakan adalah kata ganti orang kedua (anda) sebab, kita ingin berbicara banyak tentang konsumen. - Konflik
Konflik adalah pergumulan atau bagaimana si karakter menghadapi masalah dan tantangan yang ada. Tidak perlu terlalu mendramatisir, buatlah senatural mungkin. Tetapi tetap memicu emosi.
Dalam membuat konflik, pikirkan juga jenis emosi apa yang anda harapkan dari konsumen terhadap konten storytelling anda. - Resolusi
Bagaimana hasil akhirnya. Pada titik ini juga anda bisa memberikan call to action untuk pengguna mengambil tindakan yang anda inginkan.
Contoh Storytelling Dalam Marketing Bisnis
Untuk melihat contoh nyata penggunaan storytelling dalam bisnis, dengan mudah kita bisa temukan di iklan-iklan TV.
Tapi salah satu yang paling menonjol dan layak untuk kita bedah adalah iklan-iklan dari GoJek. Gojek adalah salah satu Startup unicorn indonesia yang paling sukses.
Dari awal kemunculannya pun telah membawa cerita tersendiri di benak masyarakat. Value yang mereka usung adalah mengurangi kemacetan, dan meningkatkan produktivitas tukang ojek pangkalan. Kini mereka banyak bercerita tentang kemudahan, kepercayaan dan amanah.
Itulah mengapa Gojek begitu mudah diterima.
Hampir disemua iklannya, gojek menggunakan storytelling. Tapi Salah satu yang paling outstanding adalah iklan yang menggunakan suara Najwa Shihab berikut ini berikut ini:
Siapa yang tidak tahu narasi iklan itu. Sampai sekarang saya masih ingat kata-katanya. Begitulah kekuatan storytelling dalam mempromosikan bisnis anda.
Kesimpulan, Ketika Semua Orang Suka Cerita
Setiap shalat jumat, saya selalu memperhatikan sikap orang-orang ketika mendengar khutbah. Dari sini saya mengambil kesimpulan, ketika khatib menceritakan sebuah kisah, para jamaah akan begitu terkesima dan memperhatikan dengan seksama.
Berbeda jika yang disampaikan hanya fakta-fakta. Tak jarang banyak diantara mereka yang tertidur.
Ini adalah representasi nyata, bahwa setiap orang suka cerita.
Storytelling adalah alat marketing yang akan terus bertahan dan ampuh, ditengah hiruk pikuk perubahan bisnis dan teknologi.
Anda juga bisa memilih untuk menggunakannya. Mulai dari artikel blog, social media, email dan semua channel marketing anda.
Sekian, semoga berguna. Semoga menggugah.