
Zaman now, banyak orang yang mulai sadar tentang pentingnya personal branding. Namun banyak juga yang bingung apa arti personal branding itu sendiri?
Bagi kamu anak-anak muda dan gen-z, personal branding adalah salah satu hal yang penting banget untuk kamu tahu.
Karena personal branding adalah kunci kesuksesan karir dan bisnismu di era sekarang dan masa depan.
Nah ini adalah panduan lengkap buat kamu belajar apa itu personal branding, apa tujuannya, contoh-contoh personal branding yang berhasil, hingga tips dan cara step by step untuk membangun personal branding yang kuat dan autentik.
Artikel ini ditulis berdasarkan pengalaman panjang Coach Edward Rhidwan sebagai seorang trainer dan penulis di bidang marketing dan branding selama lebih dari 13+ tahun. Coach Edward telah berhasil membangun personal brandingnya, dan membantu ratusan orang dalam membangun karir dan bisnis mereka juga.
Cekidot guys!
Apa Arti Personal Branding?
Pertama pengertiannya dulu…
Jadi menurut Dosen Bisnis dan Manajemen Harvard Business School, Jill Avery dalam artikelnya di Harvard Business Review, personal branding adalah praktik strategis di mana seseorang mendefinisikan dan mengkomunikasikan proposisi nilai pribadinya kepada dunia.
Bingung?
Singkatnya dalam bahasa gaul begini: Personal branding adalah cara kamu memperkenalkan diri kepada orang lain.
Sesimple itu!
Jadi bayangkan nama kamu sebagai brand.
Nah personal branding berarti gimana kamu bikin orang lain kenal dengan brand kamu, kelebihan kamu, skill kamu, karakter dan personality kamu. Sehingga mereka bisa percaya dan yakin sama apa yang kamu tawarkan.
Tujuan Personal Branding
Seperti dijelaskan di atas, tujuan personal branding adalah untuk memperkenalkan diri dan kelebihan kamu kepada orang-orang.
Dengan begitu, orang bisa punya persepsi dan citra positif tentang kamu. Ini tentu akan sangat penting untuk kelangsungan karir dan bisnis kamu ke depannya.
Misalnya, kamu bekerja sebagai social media specialist di salah satu perusahaan agency. Ketika kamu punya personal branding yang kuat, maka atasan akan melihat kamu sebagai orang yang layak untuk dipromosikan.
Sebaliknya, kamu gak bisa berharap promosi atau kenaikan jabatan jika orang-orang tidak kenal atau tidak tahu kelebihan dan prestasi-prestasi yang selama ini kamu capai. Bisa jadi kamu berprestasi, tapi kalo atasan gak liat itu, ya semua percuma guys!
Jadi memang harus sedikit narsis. (Tapi dalam artian positif ya… bukan menjilat atau sekedar pencitraan belaka…).
Begitu juga dalam dunia bisnis.
Anggap kamu jualan produk skincare. Kamu gak cuma harus memperkenalkan kelebihan produk-produkmu.
Tapi, kamu juga perlu untuk “menjual” dirimu sendiri. Tujuannya agar orang percaya sama kamu pribadi. Bukan cuma sama produk yang kamu jual.
Itulah personal branding diri sendiri.
Jadi personal branding diri sendiri itu adalah proses mengenalkan identitas dan potensi diri kamu kepada orang lain, membuat mereka percaya dan merasa cocok dengan kamu sebagai manusia.
6 Jenis Personal Branding
Untuk membangun personal branding sendiri, kamu perlu untuk mengenali tipe branding yang paling sesuai dengan karakter dan motivasimu.
Meskipun ada banyak jenis personal branding di luar sana, namun setidaknya terdapat 6 jenis personal branding yang paling menonjol menurut artikel New York Times tahun 2011.
Seperti dilansir dari laman Social Media Today, berikut 6 jenis personal branding tersebut:

1. The Altruist
Ini adalah jenis personal branding yang dibangun oleh orang-orang yang fokus membantu orang lain. Mereka dikenal karena niat tulus, empati tinggi, dan perhatian pada hubungan personal. Biasanya suka berbagi konten yang bermanfaat, inspiratif, atau memotivasi.
2. The Careerist
Personal branding jenis ini termotivasi oleh ambisi dan pencapaian profesional. Jadi mereka ingin dikenal sebagai expert atau otoritas di bidangnya. Biasanya di label dengan berapa tahun pengalaman misalnya (9+ years experience as…).
Orang-orang ini juga kerap berbagi insight seputar industri, pencapaian karir, atau peluang profesional di bidangnya masing-masing.
3. The Hipster
Ini adalah orang-orang yang biasanya jadi tren setter. Mereka selalu jadi orang pertama yang mencoba sesuatu yang baru. Biasanya kreatif, visioner, dan sering dikaitkan dengan generasi muda yang ingin tampil beda.
Kalau kamu tipe orang yang suka mencoba hal baru, kamu bisa membangun personal brandingmu di tipe ini.
4. The Boomerang
Seperti namanya, ini tipe personal branding yang sedikit berbahaya. Orang-orang ini sering memancing kontroversi dan diskusi panas. Walaupun belum tentu juga mereka setuju dengan hal itu.
Tujuan utama orang ini sebenarnya ingin menjadi pusat perhatian.
5. The Connector
Tipe personal branding ini selalu mengedepankan jaringan dan relasi. Ia dikenal karena kecakapannya dalam membuka jalur komunikasi dengan orang-orang tertentu.
Mereka sering mempertemukan orang, membangun komunitas, dan menciptakan koneksi baru.
6. The Selective
Sangat hati-hati dan strategis dalam berbagi informasi. Mereka memilih konten yang relevan dan berguna untuk audiens tertentu. Biasanya dikenal sebagai orang yang bijak, fokus, dan penuh pertimbangan.
Nah, dari 6 jenis personal branding ini mana yang paling cocok buat kamu?
Baca juga: Perbedaan Personal Branding dan Pencitraan, Jangan Salah!
9 Contoh Personal Branding Sukses di Indonesia yang Bisa Jadi Inspirasi
Untuk lebih memahami soal personal branding, berikut beberapa contoh-contoh personal branding yang sukses dari sejumlah tokoh terkenal di Indonesia.
Kamu bisa belajar banyak dari cara mereka menampilkan value, positioning, dan cerita unik mereka.
Deddy Corbuzier – Father of YouTube Indonesia
Dulu dikenal sebagai mentalist, sekarang Deddy jadi salah satu figur paling berpengaruh di dunia media digital. Personal branding-nya kuat di karakter: logis, blak-blakan, tegas, tapi tetap menghadirkan wawasan tajam lewat podcast dan kontennya.
💡 Kuncinya: Konsisten dengan gaya komunikasi. Tidak takut berbeda. Berani membahas hal-hal sensitif dengan tetap mengedepankan logika.
Najwa Shihab – The Voice of Integrity
Najwa adalah simbol jurnalisme berintegritas. Ia membangun personal branding sebagai penyampai suara rakyat dan tokoh yang berpihak pada keadilan.
Gaya komunikasinya khas: elegan, tegas, intelektual, dan tetap menyentuh sisi emosional.
💡 Kuncinya: Konsistensi dalam membela nilai dan menyuarakan suara yang tak terdengar. Kontennya selalu berpijak pada misi, bukan sekadar opini.
Dedi Mulyadi – Pemimpin Humanis & Dekat Rakyat
Mantan Bupati Purwakarta ini berhasil membangun citra sebagai pemimpin yang sederhana, merakyat, dan punya pendekatan budaya yang kuat.
Melalui konten-konten sosialnya di YouTube, ia menghadirkan narasi kepemimpinan berbasis empati.
💡 Kuncinya: Storytelling dari lapangan. Menunjukkan kehadiran nyata dan aksi langsung sebagai bentuk branding otentik.
Timothy Ronald – The Investor Next Door
Timothy mem-branding dirinya sebagai anak muda terkaya di Indonesia. Melalui gayanya yang tegas dan blak-blakan ia berhasil mempengaruhi banyak orang tentang kesuksesan, kekayaan, dan cryptocurrency.
Tanboy Kun – King of Food Challenge
Tanboy Kun bukan cuma food vlogger, tapi brand yang lekat dengan “porsi ekstrem”, “makan pedas”, dan reaksi uniknya saat makan. Ini adalah branding berbasis entertainment + konsistensi konten.
💡 Kuncinya: Punya “signature” yang mudah dikenali dan diingat. Konsisten mengulang format hingga jadi ciri khas.
Ongky Hojanto – Pakar Public Speaking Indonesia
Coach Ongky membangun brand sebagai pelatih publik speaking no.1 di Indonesia. Ia fokus pada value: meningkatkan kemampuan komunikasi dan percaya diri.
Buku, workshop, konten edukasi, dan testimoni klien jadi pilar utama membangun otoritasnya.
💡 Kuncinya: Personal branding melalui education-based marketing. Konsisten mengajar + hadir di banyak platform membuat kredibilitasnya tak tergantikan.
Baca juga: #BedahPersonalBranding: Gimana Ongky Hojanto jadi Pakar Public Speaking Indonesia
Felicia Putri Tjiasaka – Miss Financial Clarity
Dikenal sebagai “Financial Educator” yang kalem tapi jelas, Felicia punya kekuatan di personal branding yang elegan, terstruktur, dan berbasis literasi keuangan yang mencerahkan.
Gaya bicaranya lembut, namun sarat data dan insight praktis.
💡 Kuncinya: Gabungan antara credibility (lulusan top universitas) dan clarity dalam menjelaskan hal rumit dengan cara sederhana.
Dea Valencia – Social Entrepreneur with Purpose
Dea adalah founder Batik Kultur yang mempekerjakan disabilitas dan membangun bisnis batik yang punya nilai sosial tinggi. Personal branding-nya kuat sebagai pengusaha muda dengan misi sosial.
💡 Kuncinya: Mengangkat purpose sebagai narasi utama. Bukan sekadar jualan produk, tapi menjual nilai dan dampak sosial.
Edward Rhidwan – Personal Branding Coach
Coach Edward dikenal sebagai mentor personal branding yang fokus pada keautentikan dan edukasi berbasis makna. Ia membangun brand melalui konten edukasi, storytelling, dan pendekatan spiritual yang humanis.
Personal branding-nya bukan hanya soal followers, tapi soal impact, clarity, dan values.
💡 Kuncinya: Konsistensi dalam value (authenticity), pendekatan konten yang personal dan inspiratif, serta positioning sebagai educreator — bukan motivator, bukan selebgram.
Cara Membangun Personal Branding
Sekarang pertanyaan paling pentingnya adalah: “Trus gimana cara membangun personal branding diri kita sendiri?”
Berdasarkan pengalaman saya selama 13+ di bidang bisnis, marketing, dan branding, saya telah merumuskan ada 7 langkah jitu dan terbukti ampuh untuk membangun personal branding.
Langkah ini bukan sekedar teori seperti kebanyakan artikel yang kamu temukan di luar sana. Langkah-langkah ini didukung oleh data hasil riset dan study, sains, dan pengalaman nyata dari banyak klien dan murid saya membangun personal branding.
7 Langkah membangun personal branding menurut saya adalah:
- Menemukan DNA Personal Brandingmu
- Memetakan Niche dan Target Audience
- Membangun Positioning, USP, dan Kredibility
- Mendesain Visual Identity
- Menetapkan Ekosistem Bisnis, Produk, dan Platform
- Menjalankan Strategi Marketing dan Branding
- Mengavaluasi dan Leverage Pengaruh
Mari kita bahas satu per satu:
Langkah #1. Menemukan DNA Personal Branding
Ini adalah tahap paling awal dan fundamental dari personal branding. Ibarat rumah, inilah fondasinya!
Tanpa fondasi, personal brandingmu akan gampang goyah dan runtuh.
Lantas apa itu dan bagaimana menemukan DNA Personal Branding kamu?
Sebagaimana Anthony Robbins, pernah berkata sukses itu ditentukan oleh 80% faktor psikologis, dan 20% faktor teknis.
Maka DNA Personal Branding kita adalah faktor psikologis yang menjadi dasar dari semua personal branding yang kita bangun.
Di sini, ada 3 elemen kunci dari DNA Personal Branding itu. Yakni:
- Value: Nilai apa yang jadi karakter utamamu?
- Story: Apa brand story yang kamu mau tampilkan?
- Purpose: Apa goals/tujuan kamu bangun personal branding?
3 elemen ini terkesan sepele. Tapi faktanya ini adalah inti dari setiap personal branding yang sukses. 3 elemen ini juga gak gampang ditentukan begitu saja, tapi melalui refleksi dan perenungan mendalaman sampai kamu ketemu yang benar-benar real, autentik, dan gak dibuat-buat.
Baca juga: DNA Personal Branding: 3 Fondasi Bangun Personal Branding Yang kokoh
Langkah #2. Memetakan Niche dan Target Audience
Setelah menemukan DNA Personal Branding, langkah berikutnya adalah memetakan niche dan target audience.
Ibarat kamu mau berdagang, kamu harus tahu dulu kamu jual apa dan ke siapa. Tanpa kejelasan ini, kontenmu akan membingungkan dan brand-mu akan sulit dikenal secara spesifik.
Banyak orang ingin dikenal sebagai “pakar ini-itu”, padahal yang paling diingat adalah mereka yang fokus di satu bidang, menyelesaikan satu masalah, dan untuk satu kelompok orang tertentu.
Kenapa ini penting? Karena di dunia digital yang penuh distraksi, orang hanya memperhatikan sesuatu yang relevan dengan dirinya. Semakin spesifik kamu, semakin mudah kamu nyambung dan dipercaya.
Nah, dalam tahap ini, kamu perlu menjawab 2 pertanyaan besar:
- Apa masalah utama yang bisa kamu bantu selesaikan?
- Siapa orang yang mengalami masalah tersebut dan paling cocok kamu bantu?
Ingat: target audience bukan soal usia dan gender semata, tapi lebih ke pola pikir, kebutuhan, dan situasi hidup yang mereka alami.
Kalau kamu bisa menggambarkan mereka seolah-olah kamu sedang ngobrol langsung dengan mereka, itu tandanya kamu udah ketemu target yang tepat.
Baca juga: Cara pilih ‘Niche’ untuk bangun Personal Branding
Langkah #3. Membangun Positioning, USP, dan Kredibilitas
Kalau kamu sudah tahu siapa dirimu dan siapa audiensmu, sekarang saatnya menentukan apa yang ingin kamu tanamkan di pikiran orang ketika mereka melihat nama atau kontenmu.
Inilah yang disebut dengan positioning. Sementara USP (Unique Selling Proposition) adalah hal yang bikin kamu beda dibanding orang lain di niche yang sama. Dan credibility adalah bukti bahwa kamu memang layak dipercaya.
Positioning ini ibarat tagline yang tidak selalu harus diucapkan, tapi terasa di setiap langkah dan konten yang kamu buat.
Contoh:
- Kalau disebut “Edward Rhidwan”, yang terbayang: personal branding yang autentik dan spiritual.
- Kalau disebut “Coach A”, yang muncul: Instagram marketing yang praktikal dan kreatif.
Untuk membangun positioning, kamu perlu refleksi lagi:
- Apa persepsi yang ingin kamu bentuk?
- Apa janji yang ingin kamu sampaikan kepada audiens?
- Apa pendekatan unik atau metode khas milikmu?
Dan tentu saja, positioning tidak akan kuat kalau tidak dibarengi dengan kredibilitas: portofolio, testimoni, pengalaman, hasil nyata, dan juga konsistensi dalam berkarya.
Langkah #4. Mendesain Visual Identity
Setelah kamu tahu siapa kamu, niche kamu, dan bagaimana kamu ingin dipersepsikan, kini saatnya kamu menampilkannya secara visual.
Visual identity bukan hanya soal logo atau warna — tapi juga tentang rasa yang kamu bangun dari tampilanmu.
Kenapa ini penting? Karena manusia adalah makhluk visual. Otak kita memproses informasi visual 60.000 kali lebih cepat daripada teks. Jadi, tampilan akunmu bisa bikin orang langsung tertarik — atau langsung skip.
Di tahap ini, kamu akan mendesain:
- Warna brand yang sesuai dengan value dan vibe kamu
- Tipografi dan gaya desain yang mencerminkan karakter personal branding
- Template konten, foto profil, feed, dan headline visual
Visual identity juga berperan penting dalam membangun konsistensi. Karena saat orang sering melihat elemen visual yang sama berulang kali, mereka akan lebih mudah mengingatmu.
Kuncinya: jangan ribet. Simple, bersih, dan konsisten jauh lebih berdampak daripada rame tapi nggak nyambung.
Baca juga: 6 Ide Konten Faceless Simple, Solusi Personal Branding Tanpa Harus Tampil Muka
Langkah #5. Menetapkan Ekosistem Bisnis, Produk, dan Platform
Setelah brand kamu punya arah dan tampilan, sekarang saatnya bangun mesin di belakangnya. Mesin inilah yang akan menopang aktivitasmu dan mengubah atensi jadi konversi.
Personal branding yang kuat tanpa produk itu hanya jadi influencer. Tapi kalau kamu punya personal branding sekaligus produk, maka kamu bisa jadi authority yang punya dampak dan income.
Apa yang perlu kamu siapkan di tahap ini?
- Produk: Apa solusi yang kamu tawarkan ke audience? Bisa berupa jasa, eBook, eCourse, atau coaching 1-on-1. Mulailah dari satu dulu, yang paling kamu kuasai dan dibutuhkan oleh audiens.
- Ekosistem Bisnis: Bagaimana alur calon pelanggan dari kenal kamu sampai beli? Ini mencakup alur konten → DM/WA → edukasi → transaksi → follow-up → testimoni → repeat & referal.
- Platform: Di mana kamu mau aktif dan membangun reputasi? Pilih 1–2 platform utama (misal: Instagram + Blog/Telegram). Jangan buru-buru ingin aktif di semua tempat.
Riset dari Mrene menyebutkan bahwa 89% konsumen mem-follow sebuah brand karena mendapatkan informasi terkait produk baru, 77,4% menjawab dengan mengikuti akun brand bisa mengakses promo atau diskon eksklusif, dan ketiga 51,9% responden mengatakan mendapatkan edukasi tentang produk atau industri.
Jadi pastikan platformmu bukan sekadar rame, tapi strategis dan nyambung sama produk kamu.
Tujuannya adalah membuat sistem yang bisa men-support personal branding kamu untuk jangka panjang — bukan sekadar posting demi konten, tapi ada arah bisnis yang jelas.
Baca juga: 5 Kesalahan Fatal Bangun Personal Branding di Media Sosial (dan Solusi Praktisnya!)
Langkah #6. Menjalankan Strategi Marketing dan Branding
Nah, ini bagian yang paling kelihatan dan sering disalahpahami. Banyak orang mengira personal branding = posting tiap hari. Padahal, postinganmu itu harus masuk ke dalam strategi besar.
Strategi marketing & branding adalah rencana main kamu di lapangan. Gimana caranya kamu dikenal, dipercaya, dan dibayar.
Di tahap ini, kamu mulai menjalankan 3 elemen penting:
- Strategi Konten:
Apa pesan utama kamu? Konten edukasi? Storytelling? Studi kasus? Semua harus relevan dengan positioning kamu.
Contoh: Kalau kamu seorang content writer, maka 80% kontenmu harus menjawab masalah penulisan audiensmu. - Funnel Awareness → Trust → Action:
Konten awal untuk menarik perhatian → konten tengah untuk bangun koneksi → konten akhir untuk konversi atau call to action. - Distribusi:
Bagaimana kamu memastikan kontenmu sampai ke orang yang tepat? Pakai keyword yang terarah, kolaborasi, email list, atau repost audiens.
Dalam riset Nielsen, 83% orang lebih percaya rekomendasi dari individu yang mereka kenal (bahkan dari internet) dibandingkan iklan. Maka, tugasmu adalah jadi individu itu — orang yang trusted dan relatable.
Langkah #7. Mengevaluasi dan Leverage Pengaruh
Branding yang baik itu bukan soal viral hari ini, tapi soal berdampak terus-menerus. Dan itu hanya bisa dicapai kalau kamu rutin evaluasi dan berani leverage pengaruh yang sudah kamu bangun.
Apa yang dilakukan di tahap ini?
- Evaluasi rutin:
Lihat data konten, tanya feedback audiens, dan ukur apakah pesanmu sampai. Apa yang berhasil? Apa yang kurang?
Gunakan tools seperti IG Insight, Google Analytics, atau bahkan polling di story untuk dapat insight langsung. - Optimasi dan konsistensi:
Sesuaikan konten, produk, atau strategi berdasarkan hasil evaluasi. Jangan takut berubah — tapi pastikan tetap sesuai dengan DNA kamu. - Leverage Pengaruh:
Maksudnya: gunakan kekuatanmu sekarang untuk membangun hal lebih besar. Misal:- Kolaborasi dengan expert lain
- Buka kelas atau komunitas
- Muncul di media
- Tulis buku
- Bangun tim
Brand besar dimulai dari personal impact kecil yang dikelola dengan konsisten.
Seperti kata Simon Sinek, “People don’t buy what you do. They buy why you do it.” Kalau kamu tahu kenapa kamu melakukannya, kamu akan tahu bagaimana kamu bisa mengembangkannya.
Kesimpulan Personal Branding
Demikianlah penjelasan panjang dan komplit tentang apa arti personal branding, jenis, contoh, dan cara membangunnya.
Nah, kesimpulannya: Personal branding adalah cara untuk memperkenalkan dirimu kepada orang lain, membuat mereka percaya sama skill dan apa yang kamu tawarkan, dan akhirnya memilih kamu sebagai solusi dari kebutuhan mereka.
Bisa dibilang personal branding adalah kunci utama untuk membangun karir dan bisnis yang sukses di era society 5.0 sekarang. Tanpa personal branding kamu akan jadi random guys yang sulit untuk menonjol dan dipilih.
Terakhir ingat kata Tom Peters, “To be in business today, our most important job is to be heard marketer for the brand called You“.
(Untuk eksis di dunia bisnis/profesional hari ini, tugas kita adalah menjadi marketing yang mempromosikan sebuah brand bernama “You/Kamu”).
Dapatkan Materi Personal Branding
Kalau kamu ingin belajar personal branding lebih lanjut, saya sudah siapkan puluhan materi personal branding ekslusif dalam bentuk ebook PDF, slide PPT, worksheet Excel, dan lain sebagainya.
- Ebook Digital Branding Formula – Edward Rhidwan
- Ebook Edukrator: Bangun Personal Branding dengan Konten Edukasi – Edward Rhidwan
- 25 Prompt ChatGPT untuk Bangun Personal Branding – Edward Rhidwan
- Personal Branding Template – Edward Rhidwan (coming soon)
- DNA Personal Branding Canvas – Edward Rhidwan (coming soon)
- Personal Branding StarterPack
- Ebook Personal Branding Roadmap – Chris Ducker
- Ebook 11 Ways to Make Your Website More Effective
- The Anatomy of Effective Personal Brand Website
- Personal Branding bagi ASN – Markplus Institute
- The Brand Called You – Peter Montoya
- The Master Book of Personal Branding – Farco Siswiyanto Raharjo
- How To Dominate Instagram – Marketing Harry
- Jurnal Personal Branding: Membangun Karakter Melalui Content Writing Berbasis Media Sosial
- Personal Branding: How to Stand Out & Differentiate Yourself (PPT)
- Jurnal Rahasia Membangun Personal Branding FoodGram
- Ebook Personal Branding for Gen-Z
- Ebook Cara Mudah Membangun PERSONAL BRANDING Di Facebook PDF
dan masih banyak lagi…
Sebagian ebook ini ada yang gratis dan ada juga yang berbayar. Silakan klik untuk mengakses ebooknya!
🔥 Siap Bangun Personal Branding yang Autentik & Powerful?
Follow @edward.rhidwan untuk dapatkan tips dan strategi praktis seputar bisnis, karir, dan personal branding!

Edward Rhidwan adalah seorang trainer dan penulis. Selama 8 tahun terakhir ia banyak dipercaya oleh perusahaan, kementerian, BUMN, hingga universitas untuk melatih team dalam bidang komunikasi, marketing dan branding.
